Wednesday, March 28, 2012

Komedi Singkat :D

Cerita bocah bangor bolos sekolah :
Ali Vs Engkong nya

Engkong : Heh Ali , lu ngumpet sonohh :x

Ali : Lahh emang ngapa kong ? :/

Engkong : Lahh pan tadi lu bolos , nohh guru lu pulang bubaran sekolah mau lewat :s

Ali : Lahh yang kudu ngumpet mah Engkong 8-|

Engkong : Nahh ngapa jadi Engkong yang ngumpet , yang sekolah pan elu :O

Ali : Orang Ali bolos bilangnya Engkong MATI !!! :D

Engkong : cucuuuu Kampreeeeettt !!!

Monday, March 26, 2012

Bukan Cinta Biasa

Begitu banyak cerita
Ada suka ada duka
Cinta yang ingin kutulis
Bukanlah cinta biasa

Dua keyakinan pisah
Masalah pun tak sama
Ku tak ingin dia ragu
Mengapa mereka selalu bertanya

Cintaku bukan di atas kertas
Cintaku getaran yang sama
Tak perlu dipaksa
Tak perlu dicari
Karena ku yakin ada jawabnya
Andai ku bisa merubah semua
Hingga tiada orang terluka
Tapi tak mungkin
Ku tak berdaya
Hanya mampu menunggu jawaban

Janji terikat setia
Masa merubah segala
Mungkin dia kan berlalu
Ku tak mau mereka tertawa

Diriku hanya insan biasa
Miliki naluri yang sama
Tak ingin berpaling
Tak ingin berganti
Jiwaku sering saja berkata
Andai ku bisa ulang semua
Pasti tiada yang curiga
Kasihku hadir tiada terduga
Hanya yakin menunggu jawabnya


(Well, ini buat kamu.....)

Saturday, March 24, 2012

A Papper Bird (Part 1)

Kalista berjalan mengelilingi taman rumah sakit. Matanya menyapu seluruh sudut taman mencari cari sosok Fariz. Sesaat kemudian matanya terjatuh pada satu sosok yang sedang duduk di kursi roda di bawah sebuah pohon rindang.

Kalista berjalan perlahan menghampiri sosok itu.
"Fariz. Sedang apa kau di sini?" tanya Kalista ketika sudah berada di sampingnya.
"Aku hanya ingin keluar sekedar untuk menghirup udara segar. Aku bosan di kamar." jawab Fariz tanpa menoleh.
"Riz, boleh aku bertanya?"
"Apa?"
"Kenapa kau tidak pernah memberitahu aku kalau kau sakit?"
"Untuk apa?" Fariz diam sejenak lalu melanjutkan, "Untuk meminta belas kasihan darimu, lalu kau berpura pura menyayangi aku?"
"Fariz, bukan begitu. Maksudku......"
"Aku bukan Arif yang memohon belas kasihan darimu, lalu memintamu berpura pura menyayanginya. Aku hanya menginginkan ketulusan. Rasa kasih sayang yang tulus dari orang yang aku sayangi. Bukan kepalsuan." potong Fariz.
"Fariz, tapi aku......"
"Sudahlah Kalista. Arif lebih membutuhkan kamu. Lagipula waktuku sudah tidak lama lagi."
"Fariz, kamu tidak boleh bicara seperti itu! Aku yakin kamu pasti akan sembuh."
"Kau dengar sendiri kan perkataan Dr. Andreas semalam. Penyakit ataxia tidak mungkin bisa disembuhkan. Sekarang penyakit ini telah membuatku lumpuh, dan tidak akan lama lagi penyakit ini juga akan merenggut nyawaku."
"Tapi kamu tidak boleh menyerah dengan keadaan kamu sekarang. Kita tidak pernah tahu kan apakah Tuhan punya rencana indah untuk kita atau tidak?"
"Sebagai manusia biasa, aku juga masih ingin hidup lebih lama. Bukannya aku bermaksud untuk serakah, tapi aku hanya ingin mempunyai waktu yang lebih lama. Waktu yang cukup untuk mengejar semua cita-cita, mimpi, serta harapan dalam hidupku. Aku ingin melakukan hal-hal yang aku suka, yang belum sempat aku lakukan. Aku juga ingin membahagiakan orang-orang yang aku sayang. Tapi apa kenyataannya? Waktuku terlalu singkat untuk semua itu. Apa aku salah jika sekarang aku membenci diriku sendiri?" tutur Fariz. Air matanya mulai membasahi pipinya.
"Justru Tuhan membiarkan kau tahu bahwa kau memiliki waktu yang singkat, itu karena Tuhan sayang padamu. Tuhan tidak ingin kau menyia-nyiakan waktumu. Dan tidak ada seorang pun yang tahu rencanaNya bukan? Kau hanya harus percaya bahwa keajaiban itu nyata."
"Kalista kau membuat perasaanku sekarang jauh lebih tenang."
"Fariz, aku akan selalu ada untuk kamu. Aku janji."
"Tapi......"
"Kali ini aku tulus. Percayalah."
"Aku tahu, aku tidak pernah sendirian. Terima kasih."

Saturday, March 17, 2012

Jika Aku....

Jika aku bisa mengulang waktu, aku ingin sekali kembali ke masa kecilku. Masa dimana hanya ada tawa. Sekalipun aku menangis, yang keluar hanyalah air mata manja. Masa dimana tak ada beban hidup. Masa ketika aku belum mengerti tentang apapun. Karena yang aku tahu ketika itu hanyalah, yang pasti aku ingin melakukan hal-hal yang aku suka. Masa dimana penuh dengan kasih sayang. Jika aku bisa mengulang semuanya, aku ingin memperbaiki waktuku yang berlalu tanpa arti. Namun aku tahu itu mustahil, aku sadar bahwa setiap detik yang berlalu tak akan bisa terulang lagi. Sedang jarum waktu yang kejam terus mengiris kisahku. Tanpa peduli adanya harapan, keinginan, angan, dan cita-cita. Dan yang pasti, saat ini aku terjatuh. Terjatuh tanpa mampu berdiri lagi. Hanya mampu menunggu uluran tangan seseorang, yang mampu membuatku bangkit dan berdiri tegak.