Wednesday, April 29, 2015

Rindu Bunda

Gerimis bertaut membuka hari.
Rinainya jatuh menggenang, jadi tangis di mataku.
Membentur jalanan dan aspal berdebu.
Seiring hati yang meraung, meratapi kisah lalu.
Kelabu, lantas beku seperti membatu.

Aku rindu, rindu akan belaian kasihmu.
Diantara seribu ketidak mengertianku, diantara sejumput luka yang membekas dari kenangan masa kecilku.
Semuanya berpendar, menari-nari di benak.
Kujalani separuh hari dengan hati berdesir.
Menanti dan menanti, hingga senja merambah menutupi hari.

Ditengah nestapa berbalut duka dan air mata, aku bangkit berdiri.
Jadi pelita sejati bagi adik-adik.
Panduan menjalani hari demi hari.